Agama Bukanlah Penghalang

15.56 Masyitha Fajrurahmah 0 Comments


Nama : Masyitha Fajrurahmah
NIM : 15.E1.0270
Dosen pengampu : Gregorius Daru Wijoyoko

Beberapa waktu yang lalu saya menemukan gambar yang sangat menarik, ya, gambar itu adalah gambar di atas.

Arti dari gambar di atas yaitu :

Iceland tidak memiliki tentara
Memenjarakan pejabatnya yang korupsi
Ekonominya melesat
Kejahatannya jarang
Salah satu negara dengan tingkat kriminalitas terendah di dunia
Dan, mayoritas populasinya adalah atheist

Dimana letak kejahatan dan kebejatan yang dikatakan oleh umat agama tentang atheis?

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Saya disini bukan mengajak anda untuk menjadi atheist, bukan, melainkan di sini saya mengajak anda semua untuk mencontoh warga iceland. Mereka yang sebagian besar atheist, yang selama ini dicap dengan kejahatan dan kebejatan oleh pemeluk agama lain saja bisa memiliki negara yang aman dan damai tanpa adanya tentara, bahkan dinyatakan sebagai salah satu negara dengan tingkat kriminalitas terendah di dunia. Mereka yang mengaku tidak percaya akan Tuhan negaranya bisa maju pesat perekonomiannya. Ketidakpercayaan mereka akan Tuhan menjadikan mereka berusaha sendiri, karena mereka percaya jika bukan mereka sendiri yang berusaha, maka mereka tidak akan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Sedangkan sebagian besar dari kita yang mengaku beragama saat ingin mendapatkan sesuatu yang hanya bisa didapat dengan usaha, seringnya bermalas-malasan dan hanya mengharapkan bantuan dari Tuhan alias pasrah. Kita sebagai umat beragama sebaiknya dapat mencontoh semangat dan kegigihan para atheis. Bahkan dalam islam pun diajarkan untuk berikhtiar kemudian bertawakal. Ikhtiar adalah usaha seorang hamba untuk memperoleh apa yang dikehendakinya, orang yang berikhtiar berarti dia memilih suatu pekerjaan kemudian dia melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh agar dapat berhasil dan sukses. Sedangkan tawakal adalah sikap berserah diri kepada Allah setelah berusaha semaksimal mungkin.

Dalil tentang ikhtiar
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka." (Q.S. Ar-Ra'd:11)

Dalil tentang tawakal
"Dan bertawakallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplak Dia Maha mengetahui dosa-dosa hamba-hama-Nya." (Q.S, Al-Furqan:58)

Bukan agama yang menyebabkan kita tidak berkembang, melainkan kita saja yang sering tidak mau berusaha untuk berkembang dengan usaha kita sendiri tetapi hanya pasrah kepada Tuhan. Jadi pada intinya, agama tidak seharusnya menjadi "penghalang" untuk berkembang.

0 komentar:

[Renungan] Saling Melengkapi Untuk Hidup yang Lebih Baik

15.07 Masyitha Fajrurahmah 0 Comments

Nama : Masyitha Fajrurahmah
NIM : 15.E1.0270
Dosen pengampu : Gregorius Daru Wijoyoko

Dalam sebuah kapal ada 4 ekor hewan yang menemani seorang nahkoda. Hewan itu ialah ayam, gajah, harimau dan tikus. Suatu hari keempat hewan itu berkumpul dan menceritakan kehebatan masing-masing.

Kata Ayam : "Aku selalu memberi telur kepada nahkoda kita. Berkat aku, dia dapat makan enak dan bergizi."

Gajahpun tak mau kalah "Aku kuat, aku selalu membantu nahkoda kita untuk mengangkat barang-barang berat."

Harimau menimbrung "Kalau aku terkenal sakti dan selalu dapat memenangkan setiap pertempuran, aku selalu melindungi nahkoda kita dari serangan bajak laut dan orang-orang jahat".

Hanya tikus yang terdiam. Ketiga hewan lainnya memandang dia katanya : "Tikus apa fungsimu di sini, hanya engkau yang tak mempunyai fungsi di sini.hahahaha". Mereka mengejek tikus itu.

Suatu hari kapal itu terantuk pada tonjolan karang dan bocor. Keempat hewan itu dan nahkodanya panik. Mereka tidak tahu apa yang akan mereka lakukan karena lokasi kebocoran berada di tempat tersembunyi sehingga tidk bisa ditemukan. Tikus berpikir sejenak kemudian berkata : "Teman-teman mungkin inilah saatnya aku dapat berguna bagi kalian." Lalu tikus itu mulai bergerak. Dengan tubuh mungil dan lonjong itu dia begitu mudah masuk ke sela-sela kayu untuk menemukan sumber kebocoran itu. Akhirnya kapal itu dapat diselamatkan.

Nahkoda itu berkata : "Untung ada kamu tikus, kalau tidak kita bisa celaka". Ketiga temannya pun tertunduk malu karena mereka telah mengejek tikus itu.

Demikianlah dengan Tuhan, Ia memberikan kepada kita semua talenta masing masing. Tidak ada orang bodoh yang ada hanya orang yang tidak sadar akan bakat yang diberikan Tuhan kepada kita. Janganlah mengejek dan saling merendahkan tetapi hendaklah saling melengkapi untuk hidup yang lebih baik.

0 komentar:

Do Good and Good Will Come To You

20.12 Masyitha Fajrurahmah 6 Comments

Nama : Masyitha Fajrurahmah
NIM : 15.E1.0270
Dosen pengampu : Gregorius Daru Wijoyoko




إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا

Artinya:
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. (17: 7)

Dari penggalan Surat Al Isra' ayat 7 di atas dijelaskan bahwa jika seseorang itu berbuat suatu kebaikan kepada orang lain apapun bentuknya itu, baik harta, tenaga, maupun ilmu, maka mereka sama saja dengan menghargai atau berbuat baik bagi dirinya sendiri
Karena sesungguhnya perbuatan baik atau buruknya seseorang itu merupakan suatu perwujudan bagaimana seseorang itu dapat menghargai dirinya sendiri
Tetapi sebaliknya apabila seseorang manusia itu berbuat suatu kejahatan atau suatu keburukan kepada orang lain maka sama saja dengan mempermalukan dirinya sendiri sehingga ia tidak bisa menghargai dirinya sendiri dihadapan orang lain dan Allah SWT. Segala kebaikan atau keburukan seseorang, segala pahala, konsekuensi dan akibatnya akan ditanggung oleh dirinya sendiri dan bukan oleh orang lain, hal ini dijelaskan dalam Surat Al Fushshilat ayat 46 :

(46). مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ ۖوَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ۗوَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ

Artinya:
Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba (Nya). (41:46)

6 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.